SEKILAS TENTANG FIBRE CUTTER DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Mesin Fibre Cutter adalah mesin yang digunakan untuk memotong janjang kosong buah kelapa sawit setelah keluaran dari bantingan atau thresher.
TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKS)
Umumnya TKS dibakar diincenerator dan abunya dimanfaatkan sebagai pupuk kalium atau digunakan langsung sebagai mulsa di perkebunan kelapas sawit.
PemanfaatanTKS sebagai sumber bahan kimia memberikan banyak keuntungan disamping sumber bahan baku TKS yang tersedia setiap saat juga keberadaan TKS ini sudah terkumpul di PKS. Hal ini akan memberikan nilai tambah terhadap TKS.
SIFAT KIMIA TANDAN KOSONG SAWIT
Tandan Kosong Sawit (TKS) merupakan limbah industri perkebunan kelapa sawit yang banyak mengandung serat. Sehingga Produk-produk yang berbasis serat seperti pulp dan kertas dapat memanfaatkan TKS sebagai bahan bakunya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat dan karakteristik serat TKS memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai bahan bakup pulp dan kertas. Penggunaan TKS untuk bahan baku pulp dan kertas akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah :
a. Memberikan tambahan keuntuagan finansial pabrik kelapas sawit (PKS) dengan menjual TKS dan memperkecil biaya pengelolahan limbah TKS,
b. Menurunkan biaya produksi pabrik pulp, karena harga TKS akan lebih murah dibandingkan dengan bahan baku pulp lainnya.
c. Turut serta menjaga kelestarian hutan tropis, karena pemakaian kayu sebagai bahan baku pulp akan berkurang
d. Tandan Kosong Sawit sudah terkumpul di PKS, sehingga penanganan tranportasinya akan lebih mudah.
Penelitian pemanfaatan TKS sebagai sumber bahan kimia masih terbatas. Padahal TKS mempunyai potensi sebagai sumber bahan kimia seperti selulosa dan turunannya serta lignin dan turunannya.
SELULOSA DAN HEMILOSA
Selulosa banyak terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai bahan pembentuk. Di alam hampir tidak pernah ditemukan selulosa dalam keadaan murni, tetapi selalu berikatan dengan senyawa lain seperti lignin dan hemiselulosa. Serat selulosa alami terdapat didalam dinding sel tanaman dan material vegetatif lainnya. Selulosa murni mengandung 44.40% atom karbon (C), 6120% atom hidrogen (H) dan 49,40% atom oksigen (O). Rumus empiris selulosa adalah (C8H10O5)n dimana n adalah banyaknya satuan glukosa yang disebut dengan derajat polimerisasi (DP) yang jumlahnya antara 5000-10000. Berat rerata molekul selulosa ini sekitar 400.000.
Mikrofibril selulosa terdiri atas bagian amorf sebanyak 15% dan sisanya merupakan bagian kristalin. Asam encer dapat menghidrolisis bagian amorf dan membebaskan bagian kristalin yang sukar terhidrolisis lebih lanjut. Namun demikian, dengan perlakuan khusus selulosa ini dapat didegradasi menjadi unit-unit monomernya. Produksi glukosa merupakan langkah awal dan paling penting dari pengubahan selulosa menjadi senyawa-senyawa dengan berat molekul rendah. Hal ini akan membuka peluang yang luas untuk berbagai bahan kimia termasuk potensi untuk mensitesis polimer-polimer baru yang pada saat ini diproduksi bertumpu pada minyak bumi dan gas bumi dengan proses petrokimia.
Jenis hemiselulosa dikelompokkan menjadi 3 kelompok berdasarkan pada residu gula, yaitu kelompok xilan, manan dan galaktan. Xilan umumnya merupakan rantai homopolimer dari unit-unit xilosa yang terikat dengan ikatan glikosida β-(1-4). Derajat polimerisasi rerata rantai xilan bervariasi antara 100-200 tergantung pada jenis kayu dan cara isolasinya. Kelompok xilan dijumpai dalam bentuk arabinosa, glukuronoxilan dan arabinoglukurunoxilan. Manan merupakan rantai utama heteropolimer yang terdiri dari manosa dan glukosa. Derajat polimerisasinya adalah sekitar 60-70. Kelompok manan dijumpai sebagai glukomanan dan galaktomanan, sedangkan kelompok galaktan relatif lebih jarang dan selalu dijumpai dalam bentuk arabinogalaktan. Arabinogalaktan ini mempunyai rantai utama unit-unit galaktosa dengan ikatan β-(1-3), dan rantai sampai unit-unit galaktosa dengan ikatan β-(1-6).
Hidrolisis hemiselulosa akan menghasilkan 3 jenis monosakarida, yaitu xilosa dan arabinosa dalam jumlah yang lebih banyak, sedangkan glukosa diperoleh dalam jumlah yang lebih sedikit. Berdasarkan jenis monosakarida yang dihasilkan ini hemiselulosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku untuk pembuatan bahan-bahan kimia.
LIGNIN
Lignin adalah bahan polimer alam kedua terdapat setelah selulosa yang berada pada dinding sel dan antar sel. Berbeda dengan selulosa dan hemiselulosa yang mepunyai afinitas yang kuat terhadap molekul air, lignin bersifat menolak air (hidrofob). Lignin didefinisikan sebagai bahan amorfus polifenolik yang dihasilkan dari polimerisasi dehidrogenatif dengan media enzim dari tiga jenis monomer. Ketiga jenis monomer tersebut adalah koniferil, sinafil dan p-kumaril alkohol yang kesemuanya merupakan senyawa jenis fenil propanoid.
Monomer dari lignin adalah senyawa jenis fenil propanoid yang merupakan gabungan dari gugus bensen dan propana. Sehingga lignin dapat digunakan sebagai sumber bahan kimia yang sekarang berasal dari minyak bumi dan gas alam. Lignin dapat didegrasi menjadi senyawa aromatik dan alifatik melalui porses hidrolisis dengan asam klorida atau asam sulfat.
Pemanfaatan lignin dan turunannya sangat luas
(sumber : Fengel dan Wegener, 1984)
BIKONVERSI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) dapat ditransformaasikan menjadi bahan-bahan lain seperti glutamat, xilitol, protein sel tunggal, aseton dan butanol dengan menggunakan enzim sebagai biokatalis.
ASETON DAN BUTANOL
Selama ini aseton dan butanol diproduksi dengan proses petrokimia yang menggunakan turunan minyak bumi dan gas alam sebagai bahan bakunya. Keberadaan minyak bumi dan gas alam ini semakin lama semakini menipis. Hal ini akan menyebabkan akan semakin mahal. Untuk itu perlu dicari bahan baku lain untuk pembuatan aseton dan butanol yang ketersediannya terjamin dan harganya murah.
Cara lain untuk memperoleh aseton dan butanol adalh dengan proses fermentasi menggunakan Clostridium acetobutylicum dengan menggunakan bahan baku molases atau pati jagung. Pada prinsipnya proses fermentasi ini menggunakan substrat gulapentosa (xilosa dan arbinosa) dan hexosa (glukosa dan fluktosa). Kedua golongan gula ini dapat diperoleh dari tandan kosong sawit (TKS), yaitu dengan cara menghidrolisis selulosa dan hemiselulosa yang terdapat didalam TKS. Dengan demikian TKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan aseton dan butanol.
Proses fermentasi pembuatan aseton dan butanol dibagi menjadi dua tahapan, yaitu terhadap pembentukan asam asetat dan asam butirat. Kemudian tahap kedua, yaitu konvrsi dari asam asetat dan butirat menjadi aseton dan butanol.
Sebagai kesimpulan bahwa tandan kosong sawit (TKS) dapat dimanfaatkan sebagai sumber berbagai bahan kimia seperti selulosa dan turunannya, hemiselulosa dan turunannya, lignin dan turunannya, aseton, butanol, asam glutamat dan lain-lain bila ditangani dengan serius oleh ahli dibidangnya.
HASIL RENDERING MODEL 3D FIBRE CUTTER
VIDEO ANIMASI 3D KLIK DISINI
Motivasi diri anda untuk terus belajar pemodelan 3D KLIK DISINI
Semoga anda menjadi ahli gambar 3D yang handal, bermanfaat untuk anda dan orang lain.
Salam 7119dtk
Email dotcompeng2@gmail.com
SMS (only)
LIST GAMBAR MODEL 3D KLIK DISINI
Kembali ke HALAMAN UTAMA